KAPUASBERSINAR.COM, KAPUAS —
Sebuah video yang menyentuh hati kembali menggambarkan kenyataan pahit kondisi hutan di Kabupaten Kapuas. Dalam video berdurasi singkat itu, dua sosok “orang hutan” terlihat duduk termenung di tengah hutan yang sudah tidak lagi hijau. Mereka tidak berkata banyak—mereka hanya menangis, menyampaikan duka yang tak terucap.
Lokasi yang ditampilkan dalam video ini adalah Kampung Kadang, salah satu kawasan yang dulunya hijau dan rimbun. Namun kini, hutan di sana berubah menjadi lahan gersang dan berlubang akibat aktivitas pembabatan dan pertambangan yang terus berlangsung.
“Sekarang… kami menangis. Menangis melihat hutan Kampung Kadang di Kapuas tidak lagi sehijau dulu. Kami tambah terasing, kami tambah kepinggir akibat pembabatan hutan.”
Tangisan dalam video itu menjadi simbol bahwa bukan hanya satwa dan pepohonan yang kehilangan rumah, tapi juga masyarakat lokal yang terdampak langsung oleh kerusakan lingkungan. Hutan yang dulu menjadi sumber kehidupan kini berubah menjadi ancaman.
KapuasBersinar.com menilai bahwa pemerintah Kabupaten Kapuas perlu lebih peka, jeli, dan tanggap terhadap kondisi hutan yang kian hari makin memprihatinkan. Alih-alih hanya berorientasi pada pembangunan ekonomi jangka pendek, pemerintah diharapkan mampu melihat dampak jangka panjang dari kerusakan lingkungan ini.
Kami sebagai media rakyat menegaskan, bahwa suara-suara seperti dalam video ini bukan sekadar karya kreatif—ini adalah suara hati warga. Suara yang menyerukan agar hutan Kapuas tidak terus dibiarkan hilang sedikit demi sedikit.
Kami tidak membenci pembangunan. Tapi kami menolak pembangunan yang mengorbankan masa depan alam dan anak cucu kami.
Video lengkap dapat disaksikan di bagian bawah berita ini.
#KapuasBersinar #TangisanOrangHutan #SelamatkanHutanKapuas #KampungKadang #KalimantanTengah